Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 10 Semester 1
Assalamualaikum Wr Wb.
Haiii berjumpa lagi dengan Admin!!!! Alhamdulillah bisa ngepost lagi wkwkw
Di post kali ini, saya akan berbagi materi sekolah nihh,, yaitu "Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 10 Semester 1".. Ini merupakan rangkuman yang saya ketik sendiri di Ms. Word kala persiapan PAS Bahasa Indonesia Smt.1 kemarin... Telat sii ngepost nya malah sekarang wkwkwk.. Yaa barangkali berguna buat pembaca nantinya yang duduk di kelas 10 dan membutuhkan rangkuman persiapan PAS Bahasa Indonesia nantinyaa,, hehe...
Baiklah berikutt materinyaa...
BAB I Teks
Laporan Hasil Observasi
A. Menentukan Gagasan Pokok
Gagasan
pokok terdapat pada kalimat utama. Kalimat utama terletak di awal paragraf jika
kalimat akhir paragraf tsb tidak diawali kata kesimpulan (jadi, oleh karena
itu, oleh sebab itu, maka dari itu, dengan demikian, dsb). Sedangkan kalimat
utama terletak di akhir paragraf jika kalimat akhir paragraf tsb diawali kata
kesimpulan. Kalimat utama di awal, disebut paragraf deduktif. Kalimat utama di
akhir, disebut paragraf induktif. Kalimat utama di awal dan di akhir, disebut
paragraf campuran (deduktif-induktif)
B. Menentukan Struktur Teks
1. Pernyataan umum
atau klasifikasi à berisi pembukaan atau pengantar hal yang akan
disajikan. Kalimat pernyataan umum ditandai dengan verba konjungsi (adalah,
ialah, yakni, yaitu, disebut)
2. Deskripsi bagian à berisi penjelasan secara detail tentang
bagian-bagian objek yang disajikan.
3. Deskripsi manfaat
à berisi manfaat dan fungsi objek yang
disajikan bagi kehidupan.
C. Menganalisis Kebahasaan
1.
Menganalisis
Frasa Verba dan Nomina
Frasa
adalah gabungan 2 kata atau lebih yang tidak mengubah makna aslinya. Jenis
frasa diantaranya :
a. Frasa verba à frasa yang unsur intinya kata kerja. Contoh :
sedang berjalan.
b. Frasa nomina à frasa yang unsur intinya kata benda. Contoh :
meja makan.
c. Frasa ajektiva à frasa yang unsur intinya kata sifat dan dapat
diberi penyangat. Contoh : sangat pandai.
d. Frasa adverbial à frasa yang unsur intinya kata bilangan.
Frasa
hanya menduduki satu pola.
2.
Afiksasi
Kata dasar adalah kata yang belum mendapat
imbuhan, pemajemukan, atau pengulangan. Kata bentukan adalah kata yang telah
mendapat imbuhan (afiksasi), pengulangan (reduplikasi), dan pemajemukan ketika
digunakan.
Suatu kata dasar dapat berubah menjadi verba
jika mendapat imbuhan me(N)-, be(R)-, di-, ter-, atau ke-an. Sementara itu,
kata dasar yang sama dapat berubah menjadi nomina jika diberi imbuhan pe(N)-,
pe(R)-, -an, atau ke-an.
3.
Kalimat
Definisi dan Kalimat Deskripsi
Kalimat definisi adalah kalimat yang
menggunakan verba konjungsi (adalah, ialah, yaitu, yakni, disebut). Kalimat deskripsi adalah kalimat yang
melukiskan atau menggambarkan suatu objek. Kalimat deskripsi melukiskan apa
yang dilihat, didengar, dan tercium dari objek tersebut. Kalimat deskripsi
menggunakan verba sebagai deskriptif.
4.
Kalimat
Simpleks dan Kalimat Kompleks
Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya
memiliki satu klausa, disebut juga kalimat tunggal. Sedangkan kalimat kompleks
memiliki dua klausa atau lebih. Kalimat kompleks terdiri atas :
1. Kalimat majemuk
setara à kalimat majemuk yang biasanya ditandai dengan
konjungsi koordinatif (tetapi, namun, sedangkan, padahal, atau, bahkan,
lagipula, apalagi, dan, lalu, kemudian, setelah itu)
2. Kalimat majemuk
bertingkat à kalimat majemuk yang biasanya ditandai dengan
konjungsi subordinatif (ketika, saat, karena, sebab, akibat, sehingga,
meskipun, walaupun, jika, kalau, apabila, seandainya). Induk kalimat disebut
klausa atasan, anak kalimat disebut klausa bawahan.
BAB II Teks Eksposisi
a. Teks Eksposisi adalah jenis teks yang dibangun oleh pendapat atau opini.
b. Dalam menyampaikan argumen, pembicara atau penulis dapat menggunakan kalimat yang berupa fakta dan kalimat yang berupa opini. Kalimat fakta adalah kalimat yang berisi pernyataan, peristiwa, atau kejadian yang benar-benar terjadi. Sedangkan opini berupa pendapat yang biasanya ditandai dengan menggunakan kata sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, akan diperkirakan, kurang lebih, menurut, dsb.
c. Kebahasaan Teks Eksposisi :
Dalam teks eksposisi banyak digunakan kalimat verbal, yaitu kalimat berpredikat kata kerja. Sedangkan kalimat lainnya, kalimat nominal dll, jarang digunakan dalam teks eksposisi. Kalimat verbal terdiri atas kalimat aktif transitif dan kalimat aktif intransitif. Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang memiliki objek. Kalimat aktif intransitif adalah kalimat aktif yang tidak memiliki objek.
d. Struktur teks eksposisi :
1. Tesis atau pernyataan pendapat à bagian pembuka, berisi pendapat umum yang disampaikan penulis terhadap permasalahan yang diangkat dalam teks eksposisi.
2. Argumentasi à unsur penjelas untuk mendukung tesis yang disampaikan. Dapat berupa alasan logis, data hasil temuan, fakta-fakta, dan pernyataan para ahli.
3. Penegasan ulang dan rekomendasi à menegaskan pendapat awal dan menambah saran terhadap permasalahan yang diangkat.
b. Dalam menyampaikan argumen, pembicara atau penulis dapat menggunakan kalimat yang berupa fakta dan kalimat yang berupa opini. Kalimat fakta adalah kalimat yang berisi pernyataan, peristiwa, atau kejadian yang benar-benar terjadi. Sedangkan opini berupa pendapat yang biasanya ditandai dengan menggunakan kata sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, akan diperkirakan, kurang lebih, menurut, dsb.
c. Kebahasaan Teks Eksposisi :
Dalam teks eksposisi banyak digunakan kalimat verbal, yaitu kalimat berpredikat kata kerja. Sedangkan kalimat lainnya, kalimat nominal dll, jarang digunakan dalam teks eksposisi. Kalimat verbal terdiri atas kalimat aktif transitif dan kalimat aktif intransitif. Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang memiliki objek. Kalimat aktif intransitif adalah kalimat aktif yang tidak memiliki objek.
d. Struktur teks eksposisi :
1. Tesis atau pernyataan pendapat à bagian pembuka, berisi pendapat umum yang disampaikan penulis terhadap permasalahan yang diangkat dalam teks eksposisi.
2. Argumentasi à unsur penjelas untuk mendukung tesis yang disampaikan. Dapat berupa alasan logis, data hasil temuan, fakta-fakta, dan pernyataan para ahli.
3. Penegasan ulang dan rekomendasi à menegaskan pendapat awal dan menambah saran terhadap permasalahan yang diangkat.
BAB
III Teks Anekdot
Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot bertujuan untuk menyampaikan kritikan secara halus kepada orang terkenal, tokoh masyarakat, atau pejabat publik.
· Ciri-ciri anekdot
diantaranya :
1. Ceritanya singkat
dan lucu
2. Terdapat kritikan
3. Mempunyai tujuan
dan mengangkat peristiwa nyata pada umumnya
· Unsur-unsur
anekdot :
1. Partisipan à tokoh yang terlibat dalam cerita, baik
tersirat maupun tersirat
2. Kritikan
3. Kelucuan
4. Pesan
5. Makna tersirat
6. Peristiwa atau kejadian
Anekdot dan humor
memiliki persamaan yakni terdapat unsur lucunya. Sedangkan perbedaannya,
anekdot juga menyampaikan kritikan secara halus, mengandung pesan dan makna
tersirat. Sedangkan humor hanya bertujuan untuk menghibur saja.
Anekdot ada yang
berbentuk dialog dan ada juga yang berbentuk narasi. Anekdot yang berupa dialog
menggunakan kalimat langsung. Ciri kalimat langsung :
1) Diawali dan diakhiri tanda petik
(“…”)
2) Setelah tanda petik, harus ditulis
dengan huruf capital
3) Antara pembicara dan kalimat yang
disampaikan dipisahkan dengan tanda titik dua (:)
·
Struktur teks
anekdot :
1. Abstraksi à bagian awal yang menggambarkan isi cerita
2. Orientasi à bagian awal yang menunjukkan suatu kejadian
atau peristiwa
3. Krisis à bagian cerita yang menjelaskan suatu
permasalahan
4. Reaksi à bagian cerita yang menjelaskan suatu
penyelesaian
5. Koda à bagian cerita yang memberikan suatu
kesimpulan
·
Unsur kebahasaan
teks anekdot :
1. Menggunakan
kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
2. Menggunakan
kalimat retoris
3. Menggunakan kata
kerja aksi
4. Menggunakan
konjungsi yang menyatakan hubungan waktu (akhirnya, awalnya, lalu, kemudian,
saat, ketika, sejak)
5. Menggunakan
kalimat perintah
6. Menggunakan
kalimat seru (oh, ah, lho, aduh, idih, ih)
BAB IV Teks Hikayat
Þ Karakteristik
Hikayat :
1. Terdapat
kemustahilan
2. Terdapat
kesaktian tokoh
3. Terdapat istana sentris
à kehidupan raja dan keluarganya
4. Menggunakan alur berbingkai à dalam suatu cerita terdapat lagi cerita lain
Þ Nilai-nilai
Hikayat :
1. Nilai
agama/religius à nilai-nilai yang berkaitan dengan keagamaan
2. Nilai moral à nilai-nilai yang berkaitan dengan sikap dan
tingkah laku tokoh
3. Nilai
pendidikan/edukatif à nilai-nilai yang berkaitan dengan mendidik
tokoh
4. Nilai sosial à nilai-nilai yang berkaitan dengan memberi,
membantu, dan menolong tokoh
5. Nilai budaya à nilai-nilai yang berkaitan dengan adat
istiadat dan kebiasaan dalam kehidupan
Þ Penggunaan
majas dalam Hikayat :
1. Majas antonomasia
à majas yang digunakan untuk menyebut seseorang
berdasarkan sifat yang menonjol, biasanya menggunakan kata sandang
2. Majas simile à
majas yang menggunakan konjungsi perbandingan (seperti, bagaikan, ibarat,
laksana, bak)
3. Majas
personifikasi à majas yang mengumpamakan benda mati
seolah-olah hidup dan dapat bertingkah seperti manusia
4. Majas hiperbola à majas yang menyatakan sesuatu dengan
berlebihan
5. Majas metafora à majas yang membandingkan hal yang mempunyai
persamaan sifat
Þ Penggunaan konjungsi dalam Hikayat :
Baik cerpen maupun hikayat banyak menggunakan konjungsi yang menyatakan urutan peristiwa (sebelum, setelah, sesudah, lalu, kemudian, selanjutnya, pada, ketika, dsb). Hikayat juga banyak menggunakan konjungsi pada awal kalimat (maka, hatta, syahdan, dll) serta banyak menggunakan kata arkais (kata kuno yang sudah jarang digunakan)
Baik cerpen maupun hikayat banyak menggunakan konjungsi yang menyatakan urutan peristiwa (sebelum, setelah, sesudah, lalu, kemudian, selanjutnya, pada, ketika, dsb).
Bermanfaat sekali. Makasih.
BalasHapus